Pada saat Nabi Muhammad meninggal,
beliau tidak meninggalkan wasiat tentang siapa yang akan menggantikan beliau
sebagai pemimpin politik Islam setelah beliau wafat. Beliau tampaknya
menyerahkan persoalan tersebut kepada kaum muslimin sendiri untuk
menentukannya. Karena itulah, tidak lama setelah beliau wafat, belum lagi
jenazahnya dimakamkan, sejumlah tokoh muhajirin dan anhsar berkumpul di Balai
kota Bani Sa’idah, Madinah. Mereka musyawarahkan siapa yang akan dipilih
menjadi pemimpin. Musyawarah itu berjalan cukup alot karena masing-masing
pihak, baik muhajirin maupun anshar, sama-sama merasa berhak menjadi pemimpin
umat Islam. namun semangat ukhuwah islamiyah yang tinggi, akhirnya, Abu Bakar,
terpilih. Rupanya, semangat kegamaan Abu Bakar mendapat penghargaan tinggi dari
umat Islam. setelah Abu Bakar meninggal dia kemudian mengangkat Umar
sebagai penggantinya, setelah Umar meninggal dia, tidak menunjuk satu orang untuk
menggantikannya tetapi meminta kepada mereka untuk memilih salah seorang
diantara 6 orang sahabatnya itu. kemudian Utsman ditunjuk oleh masyarakat pada
saat itu. Utsman dibunuh oleh kaum pemberontak yang terdiri dari orang-orang
yang kecewa kepada kepemimpiannya itu. setelah Utsman wafat, masyarakat
beramai-ramai membaikat. Ali ibn Abi Thalib sebagai khalifah pada tanggal 20
Ramadhan 40 H. (660). Ali terbunuh oleh salah seorang anggota khawarij.
Dengan demikian berakhirla apa yang disebut dengan masa khulafaur Rasyidin dan
dimulailah kekuasaan Bani Umayah dalam sejarah politik Islam.
Pengertian
Khalifah
Khalifah adalah pemimpin yang
diangkat sesudah nabi wafat untuk menggantikan beliau melanjutkan tugas-tugas
sebagai pemimpin agama dan kepala pemerintahan.
Dalam sejarah Islam, sempat orang
pengganti nabi yang pertama adalah para pemimpin yang adil dan benar. Mereka
menyelematkan dan mengembangkan dasar-dasar tradisi dari nabi bagi kemajuan
Islam dan umatnya. Karena itu gelar “yang mendapat bimbingan di jalan lurus”
(Al-Khulafa Ar-Rasyidin) diberikan kepada mereka yaitu:
Abu Bakar
As-Shidiq (11-13 M/632-634 M)
Nama lengkapnya ialah Abdullah bin
Abi Quhafa at-Tamimi. Di zaman praislam bernama Abdulll Ka’bah, kemudian
diganti oleh nabi menjadi Abdullah. Ia termasuk salah seorang sahabat yang
utama. Julukannya ialah Abu Bakar (bapak pemuji) karena dari pagi-pagi betul
(orang yang paling awal) memeluk Islam. gelarnya as-Shidiq di perolehnya karena
ia dengan segera membenarkan nabi dalam berbagai peristiwa, terutama isra’
mi’raj. Nabi seringkali menunjuknya untuk mendampinginya di saat-saat penting
atau jika berhalangan, rasul mempercayainya sebagai pengganti untuk menangani
tugas-tugas keagamaan dan atau mengurusi perosalan-persoalan di Madinah.
Pidato Inagurasi yang diucapkan
sehari setelah pengangkatannya menegaskan totalitas kepribadian dan komitmen
Abu Bakar terhadap nilai-nilai Islam dan strategi menilai keberhasilan
tertinggi bagi umat sepeninggal nabi.
Abu Bakar menjadi
khalifah hanya dua tahun. Masa sesingkat itu ia habiskan untuk menyelesaikan
persoalan dalam negeri terutama tantangan yang ditimbulkan oleh suku-suku
bangsa Arab yang tidak mau tunduk lagi kepada pemerintah Madinah. Mereka
menganggap bahwa perjanjian yang dibuat nabi Muhammad, dengan sendirinya batal
setelah nabi wafat. Karena sikap keras kepala dan penentang mereka dapat
membahayakan agama dan pemerintahan, Abu Bakar menyelesaikan persoalan in
dengan cara perang Riddah (perang melawan kemudharatan) Khalid Ibn al-Walid
adalah jenderal yang banyak berjasa dalam perang Riddah ini. Riddah berarti
murtad, beralih agama dari Islam ke kepercayaan semula, secara politis
merupakan pembangkang (Distorition) terhadap lembaga khalifah.
Oleh karena itu, khalifah dengan
tegas melancarkan operasi pembersihan terhadap mereka. Mula-mula hal itu
dimaskudkan sebagai tekanan untuk mengajak mereka kembali kejalan yang benar,
kemudian tindakan kebersihan juga dilakukan untuk menumpas nabi-nabi palsu dan
orang-orang yang enggan membayar zakat.
Penumpasan terhadap orang-orang
murtaf dan para pembangkang tersebut terutama setelah mendapat dukungan dari
suku Qutafan yang kuat ternyata banyak menyita konsentrasi, khalifah baik
secara moral maupun politik. Situasi keamanan negara Madinah menjadi kacau,
sehingga banyak sahabat, tidak terkecuali Umar yang dikenal keras, menganjurkan
bahwa dalam keadaan yang begitu kritis lelah baik kalau mengikuti kebijakan
yang lunak. Terhadap ini khalifah menjawab dengan marah.
Selama peperangan
Riddah, banyak dari (penghafal Al-Qur’an) yang tewas. Karena orang-orang ini
merupakan penghafal bagian-bagian Al-Qur’an, Umar cemas jika bertambah lagi
angka kematian itu, yang berarti beberapa bagian lagi dari Al-Qur’an akan
musnah. Karena itu, menasehati Abu Bakar untuk membuat suatu “kumpulan”
Al-Qur’an kemudian ia memberikan persetujuan dan menugaskan Zaid ibn Tsabit.
Para ahli sejarah menyebutkan bahwa pengumpulan Al-Qur’an ini termasuk salah
satu jasa besar dari khalifah Abu Bakar. Sesudah memulihkan ketertiban di
dalam negeri. Abu Bakar lalu mengalihkan perhatiannya untuk memperkuat
perbatasan dengan Persia dan Byzantium, yang akhirnya menjurus kepada
serangkaian peperangan kedua kekaisaran itu.
Tentara Islam dibawah pimpinan
Musanna dan Khalid ibn Wali dikirim ke Irak dan menaklukkan Hirah; sedangkan ke
Suriah, Abu Bakar mengutus empat panglima, yaitu Abu Ubaidah, Yazid Ibn Abi
Sufyah, Amr Ibn As dan Syutahbil.
Ekspedisi ke Suriah ini memang
sangat besar artinya dalam konstalasi politik umat Islam, karena daerah
protektorat itu merupakan front terdepan wilayah kekuasaan Islam dengan Ramawi
timur. Faktor penting lainnya dari pengiriman pasukan besar-besaran ke Suriah
ini sekaligus dimpimpin oleh empat panglima adalah karena umat Islam memandang
suriah sebagai bagian integral dari semenanjung Arab.
Umar Ibn Khattab
(13-23 H/633-644 M)
Ia bernama Umar Ibn Khattab
ibn Nufail keturunan Abdul ‘Uzza Alquraisy dari suku Adi, salah satu suku yang
terpandang muka, ia dilahirkan di Mekkah empat tahun sebelum kelahiran nabi
saw. dia adalah seorang yang berbudi luhur, fasih dan adil serta
pemberani ia ikut memelihara ternak ayahnya, dan berdagang hingga ke Syria ia
juga dipercaya oleh suku bangsanya, Quraisy untuk berunding dan mewakilinya
bila ada persoalan dengan suku-suku lain. Umar masuk Islam pada tahun kelima
setelah kenabian dan menjadi salah satu sahabat terdekat nabi saw. ia berkorban
untuk melindungi nabi saw. dan agma silam. Dan ikut berperang dalam peperangan
yang besar dimasa rasul saw. serta dijadikan sebagai tempat rujukan oleh nabi
mengenai hal-hal penting. Ia dapat memecahkan masalah yang rumit tentang
siapa yang berhak mengganti Rasulullah dalam memimpin umat setelah wafatnya
Rasulullah saw sebelum Abu Bakar meninggal dunia ia telah menunjuk Umar Ibn
Khattab menjadi penerusnya. Dengan maksud untuk mencegah kemungkinan terjadi
perselisihan dan perpecahan dikalangan umat Islam. kebijaksanaan Abu Bakar
tersebut ternyata diterima masyarakat yang segera membaiat Umar. Umar menyebut
dirinya khalifah khalifati Rasulullah (pengganti dari pengganti Rasulullah). Ia
juga memperkenalkan istilah Amir al- Mu’min (Komandan daerah kekuasaan).
Dizaman Umar
gelombang ekspansi (perluasan daerah kekuasaan) pertama terjadi, Ibu kota
Syria, Damaskus, jaruh tahun 635 M dan setahun kemudian, setelah tentara
Byazantium kalah dipertempuran Yarmuk, seluruh daerah Syria jatuh ke bawah
kekuasaan Islam.
Karena perluasan daerah terjadi
dengan cepat, Umar segera mengatur administrasi negara dengan mencontoh
administrasi negara dengan mencontoh adminstrasi yang sudah berkembang terutama
di Persia. Administrasi pemerintahan diatur menjadi delapan wilayah propinsi;
Mekkah, Madinah, Syria, Jazirah, Basrah, Kufah, Palestina, dan Mesir. Pada
masanya mulai diatur dan ditertibtkan sistem pembayaran gaji dan pajak tanah.
Pengadilan didirikan dalam rangka memisahkan lembaga yudikatif dengan lembaga
eksekutif. Untuk menjaga keamanan dan ketertiban jawatan kepolisian dibentuk.
Demikian pula jawatan pekerjaan umum. Umar juga mendirikan Bait al-Mal, menempa
mata uang, dan menciptakan tahun Hijriah. Khalifah Umar juga meletakkan
prinsip-prinsip demokratis dalam pemerintahannya dengan membangun jaringan
pemerintahan sipil yang paripurna- kekuasaan Umar membangun jaringan
pemerintahan sipil yang paripurna. Kekuasaan Umar menjamin hak yang sama bagi
setiap warga negara.
Umar dikenal bukan saja pandai
menciptakan peraturan-peraturan baru dua juga memperbaiki dan mengkaji ulang
terhadap kebijaksanaan yang telah ada jika itu diperlukan oleh panggilan zaman
demi tercapainya kemaslahatan umat Islam.
Masa jabatannya berakhir
dengan kematian. Dia dibunuh oleh seorang budak Persia bernama Feror atau Abu
Lu’lah. Untuk menentukan penggantinya. Dia menunjuk enam orang sahabat dan
meminta kepada mereka untuk memilih salah seorang diantaranya menjadi khalifah,
enam orang tersebut adalah Utsman, ah-talhah, Zubair, Sa’ad ibn Ali Waqas dan
Aburrahman ibn Auf. Setelah Umar wafat, tim ini bermusyawarah dan berhasil
menunjuk Utsman sebagai khalifah melalui persaingan yang agak ketat dengan Ali bin
Abi Thalib.
Utsman Ibn Affan
(23-36 H/644-656 M)
Nama lengkapnya ialah Utsman Ibn
Affan Ibn Abdil As Ibn Umaiyah dari Puak Quraisy. Ia memeluk Islam lantaran
ajakan Abu Bakar, dan menjadi salah seorang sahabat dekat nabi saw ia sangat
kaya dan menjadi salah seorang sahabat dekat nabi ia sangat kaya tetapi berlaku
sederhana dan sebagian besar kekayaannya digunakan untuk kejayaan Islam.
ia mendapat julukan zul nurain, karena mengawini putri kedua putri nabi saw ia
juga merasakan penderitaan yang disebabkan oleh tekanan kaum Quraisy terhadap
muslimin di Mekkah, dan ikut hijrah ke Abesinia beserta isinya ia menyumbang
950 ekor dan 50 bagol serta 1000 dirham dalam ekspedisi untuk melawn Byzantium
diperbatasan Palestina. Ia juga membeli mata air orang-orang Romawi yang
terkenal dengan harga 20.000 dirham untuk diwakafkan bagi kepentingan umat
Islam, dan pernah meriwayatkan hadits kurang lebih 150 hadits.
Masa pemerintahan beliau adalah yang
terpanjang dari semua khalifah di zaman khulafaurasyidin, yaitu 12 tahun,
tetapi sejarah mencatat tidak seluruh masa kekuasaannya menjadi saat yang baik
dan sukses baginya. Para pencatat sejarah membagi zaman pemerintahannya
Ustman menjadi dua periode, ialah 6 tahun pertama merupakan masa pemerintahan
yang baik, dan 6 tahun terakhir merupakan masa pemerintahan yang buruk.
Selama paruh pertama masa
pemerintahannya, Utsman melanjutkan sukses para pendahulunya, terutama dalam
perluasan wilayah kekuasaan Islam. daerah-daerah startegis yang sudah dikuasai
Islam seperti mesir dan Irak terus dilindungi dan dikembangkan dengan melakukan
serangakaian ekspedisi militer yang terencakan secara cermat dan simultan
disemua front.
Karya besar Utsman lainnya
dipersembahkan kepada umat Islam ialah susunan kitab suci Al-Qur’an. Penyusunan
Al-Qur’an dimaksudkan untuk mengakhiri perbedaan perbedaan serius dalam bacaan
Al-Qur’an. Ketua dewan penyusunan Al-Qur’an ialah Zaid bin Tsabit, yang
mengumpulkan tulisan-tulisan Al-Qur’an antara lain ialah dari Hafsah, salah
seorang isteri nabi saw kemudian dewan itu membuat beberapa salinan naskah
Al-Qur’an untuk dikirimkan ke wilayah-wilayah Gubernuran sebagai pedoman yang
benar untuk masa selanjutnya. Pada paroh terakhir masa
kekuasaanya, khalifah Utsman menghadapi berbagai pemberontakan dan
pembangkangan dalam negeri yang dilakukan oleh orang-orang yang kecewa terhadap
tabiat khalifah dan beberapa kebijaksanaan pemerintahannya.
Kelemahan dan nepotisme telah
membawa khalifah ke puncak kebencian rakyat, yang pada beberapa waktu kemudian
meletus pertikaiaan yang mengerikan dikalangan umat Islam.
Situasi politik diakhir masa
pemerintahan Utsman semakin mencekam. Bahkan pun usaha-usaha yang
bertujuan baik dan mempunyai alasan kuat untuk kemaslahatan umat disalah fahami
dan melahirkan perlawanan dan masyarakat. Lawan-lawannya menuduh bahwa Utsman
sama sekali tidak mempunyai otoritas untuk menetapkan edisi Al-Qur’an yang
dibukukan itu.
Meskipun
demikian, tidak berarti bahwa pada masanya tidak ada kegiatan-kegiatan yang
penting. Utsman berjasa membangun bendungan untuk menjaga arus banjir yang
besar dan mengatur pembagian air ke kota-kota. Dia juga membangun jalan-jalan
jembatan-jembatan, masjid-masjid dan memperluas masjid nabi Madinah
Ali Bin Abi
Thalib (34-41 H/656-661 M)
Ali adalah putra Abi Thalib. Ia
adalah sepupu nabi saw yang telah ikut bersamanya. Sejak bahaya kelaparan
mengancam kota Makkah, demi untuk keluarga pamannya yang mempunyai banyak
putra, Abbas, paman nabi yang lain membantu Abu Thalib dengan memelihara
Ja’far, anak Abu Thalib yang lain, ia telah masuk Islam dalam waktu yang
masih berada pada umur sangat muda. ketika nabi menerima wahyu yang pertama,
menurut Hassan, Ali, berumur 13 tahun, atau 9 tahun menurut Mahmudunasir. Ia
menemani nabi dalam perjuangan menegakkan Islam baik di Mekkah maupun di
Madinah. Dan ia diambiil menantu oleh nabi saw karena kesibukannya merawat dan
memakamkan jenazah Rasulullah saw ia tidak berkesempatan membaiat Abu Bakar
sebagai khalifah, tetapi ia beru membaiatnya setelah Fatimah wafat.
Beberapa hari setelah pembunuhan
Utsman, stabilitas keamanan kota Madinah menjadi rawan. Gafiqy ibn Harb
memegang keamanan ibu kota Islam itu selama kira-kira Lima hari sampai
terpilihnya khalifah yang baru. Kemudian Ali juga segera menurunkan semua
gubernur yang tidak disenangi rakyat. Umar Ibn Hanif diangkat menjadi penguasa
Basrah menggantikan Ibnu Amir, Dais dikirim ke Mesir untuk menggantikan
gubernur negeri itu yang dijabat oleh Abdullah. Gubernur Syria,
Muawiah juga diminta meletakkan jabatan, tetapi ia menolak perintah Ali,
bahkan ia tidak mengakui kekhalifahannya.
Oposisi terhadap khalifah secara
terang-terangan dimulai oleh Aisyah Ialhah dan Zubair. Sehubungan dengan
penentangan terhadap Ali. Mereka sepakat menuntut khalifah segera menghukum
para pembunuh Ustman. Ali sebenarnya ingin sekali menghindari perang. Dia mengirim
surat kepada Talha dan Zubair agar keduanya mau berunding untuk menyeleasikan
perkara itu secara damai, namun ajakan itu ditolak. Akhirnya, pertempuran yang
dahsyat pun berkobar. Yang diknal dengan nama “perang jamal” (unta)
karena Aisyah pada waktu itu menunggang unta. Ali berhasil mengalahkan
lawnnya. Zubair dan Talhah terbunuh ketika hendak melarikan diri, sedangkan
Aisyah di kembalikan ke Madinah
Kebijaksanaan-kebijaksanaan Ali juga
mengakibatkan timbulnya perlawanan dari gubernur di Damaskus, Mu’awiyah yang di
dukung oleh sejumlah bekas jajahan tinggi yang merasa kehilangan kedudukan dan
kejayaan. Memaksa khalifah Ali untuk bertindak. Pertempuran terjadi di
kota tua Siffin dekat sungai Euphrat pada tahun 37 H. perang ini diakhiri
dengan Tahkim (arbitrase), tetapi Tahkim ternyata tidak menyelesaikan masalah,
bahkan menyebabkan timbulnya golongan ke tiga, al khawarij. Orang-orang yang
keluar dari barisan Ali akibatnya, di ujung masa pemerintahan Ali Ibn Abi
Thalib, umat Islam terpecah menjadi tiga kekuatan politik yaitu mu’awiyah,
syiah (pengikut) Ali, semakin lemah sementara posisi mu’awiyah semakin kuat.
Pada tanggal 20 Ramadhan 40 H. (660 M), Ali terbunuh oleh salah seorang
anggota khawarij.
Kedudukan Ali sebagai khalifah
kemudian dijabat oleh anaknya Hasan selama beberapa bulan. Namun, karena
Hasan ternyata lemah, sementara muawiyah ini menyebabkan mu’awiyah menjadi
penguasa absolut dalam Islam, tahun 41 H. (66 M) di kenal dalam sejarah sebagai
tahun am jam’ah.
DAFTAR PUSTAKA
Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam, Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada. 2006.
Mufrod, Ali, Islam di Kawasan Kebudayaan Arab, Cet.
I; Jakarta: Logos, 1997.
Strange "water hack" burns 2lbs overnight
BalasHapusAt least 160 000 men and women are losing weight with a simple and SECRET "liquids hack" to drop 1-2 lbs each night in their sleep.
It's easy and it works with anybody.
Just follow these easy step:
1) Take a drinking glass and fill it with water half the way
2) Now do this weight losing HACK
and be 1-2 lbs thinner the very next day!